Pola ini meggunakan lahan tanaman sawit bagi peternakan sapi dan memanfaatkan hewan ternak tersebut dalam pengembangan tanaman sawit.
Pola bernama integrasi sawit dan ternak sapi ini telah diuji-coba pada dua kelompok tani di dua kabupaten masing-masing sintang dan sekadau sejak tahun 2007 lalu.
Saat dimintai penjelasannya terkait manfaat ganda pola integrasi tanaman dan ternak ini kepala pelaksana program dinas perkebunan kalbar – juniar mengatakan pola ini merupakan program susulan dari 2 program sebelumnya yaitu program bibit karet unggul dan diversifikasi tanaman hortikultura di areal perkebunan sawit dan karet.
Dijelaskan juniar pengangkutan hasil produksi dari areal perkebunan menuju tempat penimbunan sementara tidak lagi menggunakan tenaga manusia namun menggunakan tenaga hewan tersebut.
Dan ketika panen pelepah dan daun yang diturunkan dapat dipergunakan sebagai pakan ternak serta kotoran ternak yang dapat dipakai sebagai bahan biogas.
Di samping itu biogas yang sudah tidak terpakai pun dapat menjadi pupuk bagi tanaman sawit.
Kepala pelaksana program dinas perkebunan kalbar - juniar – menyebutkan program yang dibiayai dari anggaran apbn ini meliputi pembelian ternak – pakan - pembuatan kandang serta pengadaan mesin pengolah makanan.
Dijelaskan juniar keberadaan ternak sapi sendiri akan digulirkan ke tiap anggota kelompok dan masing-masing anggota diwajibkan membayar angsuran per-bulan sebesar 100 ribu rupiahdengan harga sapi per-ekor sebesar 4 juta rupiah maka anggota kelompok tani wajib mengangsur selama 40 bulandan uang hasil sistem guliran ini kemudian dipergunakan membeli ternak sapi bagi kelompok tani lainnya.
Diharapkan juniar disamping dapat meningkatkan hasil produksi sawit lokal pola integrasi ini juga menunjang peternakan sapi yang memang kurang.
Sehingga kesejahteraan masyarakat pun dapat meningkat dengan penghasilan dari dua sektor usaha dalam suatu areal.Boyke Sinurat_RRI