Posted by Sigit on September 29, 2009

51 TEWAS DBD DAN DIARE ANCAM PONTIANAK

Penyebaran penyakit DBD terus menghantui masyarakat kota pontianak, bahkan hingga akhir bulan September ini, sudah terjadi 2300 kasus DBD dengan jumlah korban jiwa mencapai 51 orang.

 

Peningkatan kasus DBD di kota pontianak terjadi pada bulan april hingga juni, menyusul tidak menentunya cuaca akibat perubahan musim.menurut kepala dinas kesehatan kalbar mohamad subuh, dibanding tahun lalu, kasus DBD di kota pontianak memang cenderung meningkat, hal itu semakin mengkhawatirkan karena penyebaran penyakit yang diakibatkan gigitan nyamuk aihdes aidefthy ini sudah tidak mengenal usia, karena pasien yang di rawat di rumah sakit bervariasi mulai dar anak-anak hingga orang dewasa.

 

Dikatakan selama ini penanganan yang dilakukan pemerintah kota pontianak cukup baik, kendati belum menetapkan kejadian luar biasa –KLB untuk DBD, namun pemkot senantiasa aktif melakukan fogging yang terjadwal.

 

Kepala dinas kesehatan kalbar mohamad subuhjuga menjelaskan, pontianak dan singkawang adalah kota endemis DBD, sehingga di dua daerah ini, harus dilakukan pengawaan terhadap penyebaran DBD setiap saat.

 

Selain DBD, penyakit diare juga saat ini mulai mewabah di kota pontianak.menurut mohamad subuh, masyarakat harus waspada terhadap penyebaran penyakit diare, dengan memilih makanan sehat dan air bersih untuk dikonsumsi.Kepala dinas kesehatan kalbar mohamad subuh mengatakan, penyebab diare ini sangat beragam, mulai dari bakteri atau kuman dan pola hidup masyarakat sendiri yang cenderung tidak sehat. 

Sejauh ini kata subuh, pemerintah pusat maupun daerah telah melakukan penanganan sejak dini, mulai dari pemberian obat gratis, hingga sosialisasi, namun ia juga tidak menapikan, bahwa perubahan cuaca yang ekstrim dan distribusi air asin PDAM sangat berpengaruh terhadap penyebaran DBD dan diare.(kurnia santosa_rri)