Pelangan listrik yang menggunakan sistem voucher isi ulang di kota pontianak dan kalbar umumnya, mengeluhkan mahalnya sistem ini dari pada abonemen.Karenanya sistem ini dinilai sangat memberatkan pelanggan, apalagi tidak diimbangi dengan pelayanan dan kehandalan listrik sebagaimana terjadi selama ini.kepada rri ketua lembaga pemberdayaan konsumen dan lingkungan-lpkl kalimantan barat, burhanudin haris membenarkan lebih mahalnya sistem tersebut dibandingkan abonemen,
Karena rata-rata para pelanggan pln yang menggunakan sistem voucher, terutama yang mengadukan ke lpkl menyatakan lebih mahal dan memberatkan pelanggan, karena terbukti pengeluaran masyarakat untuk listrik lebih besar.Belum adanya titik temu antara kebijakan pln dengan keinginan masyarakat tentang pro kontra sistem voucher isi ulang selama ini berdampak semakin banyaknya pelanggan yang mengadukan ke lpkl.
Apalagi belakangan ini muncul issue rencana kenaikan tarif dasar listrik-tdl, tentu akan semakin memberatkan pelanggan, karena kenaikan tersebut tidak hanya dikenakan kepada pelanggan yang menggunakan abonemen, tetapi juga pelanggan yang menggunakan voucher isi ulang.
Namun demikian sambil menunggu perkembanan lebih lanjut, ketua lpkl kalimantan barat burhanudin haris akan membicarakan permasalahan ini kepada pln, baik mengenai keluhan masyarakat terhadap sistem voucher yang diterapkan maupun dampak rencana kenaikan tdl.
Yang terpenting jika memang pln akan menaikan tdl dan memperluassistem voucher, harus benar-benar diimbangan dengan pelayanan dan kehandalan listrik, tidak seperti yang terjadi selama ini.(hermanta_rri)