Berbagai persoalan yang menggelayuti sektor perkebunan sawit selama ini, baik yang dikelola pihak swasta, BUMN maupun masyarakat, belum dapat menjadikan sektor ini sebagai motor perekonomian nasional.
Padahal jika dikelola secara profesional dan mendapat dukungan politik dari pemerintah pusat maupun daerah, perkebunan sawit Indonesia dapat menjadi yang terbesar di dunia, dan tidak dapat disaingi` bahkan oleh negara Malaysia sekalipun. Hal itu diungkapkan direktur utama PT. PN 13 Pontianak Kusumandaru dalam jumpa pers di hotel Kapuas Palace kemarin sore.
Disamping terbatasnya infrastruktur pendukung seperti ; jalan, pelabuhan timbun dan pelabuhan ekspor. Persoalan lain yakni ketergantungan perusahaan perkebunan sawit terhadap sejumlah produk impor, sehingga memicu tingginya biaya produksi. Sementara itu` dari sisi regulasi` Kusumandaru juga menilai kebijakan pemerintah belum mendorong ke arah pengembangan industri sawit yang kompetitif.
Kendati demikian` Direktur utama PT. PN 13 Pontianak Kusumandaru mengatakan, sektor perkebunan sawit Indonesia terus tumbuh beberapa tahun terakhir, mulai dari luas areal hingga produksi dan ekspor CPO. Dan indonesia berpeluang menggenjot produksi, mengingat tersedianya lahan, kesesuaian iklim, SDM memadai serta melimpahnya tenaga kerja.
Namun` untuk menjadi nomor satu atau market leader di pasara global tentu perlu dukungan politik pemerintah, melalui kebijakan khusus, yang dapat memproteksi upaya pengembangan perkebunan sawit sekaligus menjamin perluasan lahan di daerah.(boyke sinurat_rri)